![]() |
Sumber: Pixabay.com |
Minggu pagi samar-samar saya mendengar suara anak kucing. Memang di sekitar sini ada beberapa ekor kucing, tapi tidak ada anak kucing. Dapat disimpulkan bahwa makhluk menggemaskan itu sengaja dibuang.
Di daerah saya orang-orang sangat gampang membuang kucing. Bila hewan peliharaan itu membuang kotoran di dalam rumah, ia juga akan dibuang. Mudah sekali menemukan hewan tersebut di jalanan. Biasanya memiliki ciri belekan, kurus, dan dekil. Tidak ada yang mau mengadopsi. Setiap kali mendatangi rumah-rumah warga, ia pasti diusir. Orang-orang khawatir kalau kucing itu akan mencuri atau membuang kotoran di rumah mereka.
Kembali ke minggu pagi, sebenarnya sudah siang. Saya mengintip di balik jendela mencari sumber suara. Rupanya mereka berada tepat di bawah jendela kamar. 3 anak kucing lengkap dengan ibunya. Kondisinya cukup memprihatinkan. Selain dari ciri yang saya sebutkan tadi, anak-anak kucing ini juga lemah, jalannya pelan dan agak gigil.
Kucing-kucing itu pasti lapar. Saya memutuskan mengambil makanan dan menemui mereka di luar. Hanya tinggal 1 anak kucing, yang lain sepertinya sedang mencari makan. Ketika saya hendak memberikan makanan itu, ia menjauh. Kucing buangan seolah trauma pada manusia atas perlakuan buruk yang sering diterima. Tak jarang mereka dipukul atau ditendang.
Beberapa waktu berselang saya kembali mengintip di balik jendela. Makanan itu sudah habis. Ibu kucing juga sudah kembali. Ia menatap saya lama, lemah dan penuh harapan. Mata adalah bahasa hati. Tanpa perlu bicara saya mengerti. Susunya menghitam dan nampak kering, sedangkan anaknya masih ada yang mencoba menyusu. Saya mengambil makanan lagi, memberikan dari balik jendela. Ia langsung menyantap, lahap! Padahal bagi kucing rumahan nasi dilumuri cabe tidaklah enak, mereka tidak akan mau.
Beginilah potret binatang kesayangan Rasulullah saat ini, di tempat ini. Padahal beliau pernah berpesan kepada Para Sahabat untuk senantiasa menyayangi kucing seperti menyayangi keluarga sendiri. Kita selaku umat Nabi Muhammad SAW sudah sepatutnya juga menyayangi kucing. Bisa jadi kucing itu akan menolong kita. Saya pernah menemukan ular yang bersembunyi di dapur karena kucing saya yang terus menatap ke arah sana. Ular itu berhasil ditangkap. Kalau tidak ada kucing, mungkin ular itu akan tetap di sana dan sewaktu-waktu bisa mencelakakan kami.
TJA, 21 Februari 2016
Share This :
Iya Mba Fika...terkadang orang-orang itu memikirkan kenyamanannya sendiri tanoa berpikir akibatnya.
ReplyDeleteIya, semoga menjadikan kita sadar untuk selalu peduli pada binatang. :)
DeleteKasihan kucingnya... Hiks..
ReplyDeleteKeren Uni Fika tulisannya, se-keren tampilan blognya Uni Fika.. ^__^
Oia Uni, Maaf cara setting follow fb, twitternya blm tety buat, karena Tety juga itu nyoba-nyoba,hehe.. Tety lihat di Blog Uni Fika malah lebih Rancak.. Keren Pokoknya.. ^__^ Sukses terus ya Uni Fika..
Iya, 2 anaknya sudah meninggal, Mbak. :(
DeleteBaru belajar nulis, kalo ngedit template emang rada hobi. Hihi. :D
Gapapa, Mbak. Alhamdulillah, ini udah bisa. ^_^
Sukses juga buat Mbak Tety!^^
di kompleksku juga ada kucing liar mbak, kadang datang dengan tiba-tiba. misalkan sudah menyisihkan lauk untuk kucing. eee si kucing nggak datang. sayangnya, saya belum berani adopsi kucing. anak2 masih kecil, masih suka gemes2 ma kucing. takut aja kenapa-napa tuh kucing.
ReplyDeleteHiks hiks... kucing.... kacian banget....padahal dia binatang manja yang perlu diberi kasih sayang
ReplyDeleteSedih dengan ceritanya. Meskipun bukan pecinta binatang,
ReplyDeletekita harus menginstropeksi diri bagaimana sikap kita selama ini terhadap binatang, terutama kucing.
Proud of you uni vika 👍👍👍
ReplyDelete