-->
BLANTERWISDOM101

Tidak Ada yang Pergi



"Kau pikir ini mudah untukku?" Aika mulai sesak. Ia baru saja memutuskan perkara berat.

Sebenarnya dia sendiri yang menjadikan ini berat. Harusnya dilakukan sejak awal atau tidak sama sekali.

"Apa yang telah ku perbuat?" masih bicara pada diri sendiri.

Ia baru saja bertindak tanpa berpikir. Sebab setiap kali merenung, gadis itu tak sanggup dan tidak akan pernah sanggup melakukannya.

Duhai lihatlah apa yang terjadi nanti. Dia sudah bisa menebak.

Seorang guru yang mencintai pekerjaannya menjadi orang pertama yang menghampiri Aika.

"Kenapa pergi? Sakitkah? Atau sedang ada masalah? Kenapa, Sayang?" wanita itu menghujamkan pertanyaan bertubi-tubi.

Dia selalu jadi yang pertama peduli pada Aika, juga pada yang lain. Namanya Lisa. Sangat perhatian.

"Maaf, Cek Gu," hanya jawaban itu yang didapat. Sungguh bukan sebuah penjelasan yang ia harapkan.

Aika merasa seperti pencuri. Pergi diam-diam tanpa permisi. Kalau pamit, pasti rumit. Mereka tidak mungkin membiarkannya.

Dan orang-orang belum selesai bertanya.

Kali ini giliran Mbak Heni. Meski hanya menyapa dan mendehem, tapi sepenuhnya Aika sadar bahwa Si Coklatkismis itu juga menanyakan hal yang sama.

Tak berselang lama, Inet pun turut menodongkan pertanyaan diikuti cucuran air mata. Dia terus bicara panjang lebar sembari diiringi alunan biola.

"Lebay," ucapan Aika memutuskan senar biola.

"Serius, Ka. Aku pengen kita tetep bersahabat, ya," dia bersungguh-sungguh.

Lagi-lagi Aika menimpali dengan pura-pura terharu.

Mereka memang begitu, tak peduli seperti apapun keadaannya, akan selalu bercanda. Ini gara-gara Inet. Makhluk absurd itu membuat Aika tak nyaman jika harus bicara serius. Meski aneh, Inet sosok cerdas dan sangat menyukai filosifi tanpa kopi.

Sahabat, kata yang asing tapi Aika menyukainya.

Selanjutnya giliran Aira.

"Secepat inikah?" Matanya berkaca-kaca, "aku mungkin akan mengikutimu."

"Jangan, Ai. Bertahanlah. Akan terasa ada yang hilang setelah kamu pergi."

"Yang hilang itu kamu."

Aika tercekat. Sungguh jawaban yang sangat cerdas.

Belakangan mereka berdua cukup dekat. Wajar bila Aira tidak semangat setelah ditinggal Aika.

Dan Mbak Wiwid menambah deretan luka.

"Berkuranglah satu anggota yang berbakat," sesalnya.

Dialah orang yang paling mampu menembus hati dan pikiran Aika. Bahkan dulu, dia satu-satunya yang bisa menyalakan api yang nyaris padam. Seperti juga hari ini, ia berpesan agar tetap semangat. Dan Aika selalu mendengarkan perkataannya. Selalu ada ketulusan dan kejujuran di situ.

Malam menjelang, ketika sebagian mulai bisa menerima, Mbak April mengirimkan pesan pada Aika, ingin memastikan langsung.

Disusul Kang Gilang sebagai penutup. Ini paling dramatis. Membuat perasaan gadis itu tak karuan. Ah, bukankah lelaki selalu pandai membuat wanita menangis? Beberapa kata saja, langsung berlinang. Apalagi kalau puluhan kata begini, sudah banjir kemana-mana.

Tapi Aika juga sadar, ia telah membuat Si Jomblo Galau yang humoris menangis tersedu-sedu seperti perempuan. 

"Payah. Bagaimana jika nanti berpisah dengan murid-muridmu?" Aika masih berlagak lucu.

Konon, Kang Gilang adalah seorang guru. Mungkin kelak dia akan menjadi Kang Guru. Entahlah.

Tadi pagi, Aika meninggalkan pondok. Sebuah tempat yang mengajarkannya istiqomah dan dia tidak akan lupa itu.

"Tidak ada yang pergi, Fika. Kita akan selalu bersama." Begitu jawaban yang ia peroleh semalam, saat menyelipkan isyarat di dalam ucapannya.

Seperti yang sudah-sudah. Meski hilang, dia tidak pernah pergi. Dia akan tetap di sana, di balik pohon. Memperhatikan mereka dengan matanya yang rabun.

Terima kasih telah menjadi salah satu pengalaman paling berkesan di hidupku.
Share This :
Fika AJ

Blogger, Writer, Translator.

7 komentar

Berikan komentar dan dapatkan kunjungan balik

  1. :'(
    wipe tears stelah baca ini,,

    fikaa bikin baper tengah malam T_T

    ReplyDelete
  2. Waduh, seabsurd itukah diriku Fik? -_-
    Kamu kamu mungkin benar :v

    Sahabat.... #sambilmeremmelek.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jangan tanyakan padaku, Net. Baca sendiri komenmu barusan. -,-

      Delete
  3. Sip.. Dimanapun berada, sejatinya kita tidak pernah hilang.. Tetaplah bersemangat di luar sana..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sipp, Bang. Makasih buat semangatnya. Makasih juga telah berkunjung.^^

      Delete
  4. Iya Fika semangat ya. Tetap menulis.

    ReplyDelete