 |
| Sumber: Pixabay |
Masa lalu untuk disesali, masa depan untuk ditakuti, dan hari ini untuk dihabiskan di antara keduanya.
Sungguh sebuah kutipan yang bodoh. Tidak layak diaplikasikan. Siapa pula yang mau memiliki prinsip tersebut? Well, saya harus mengakui bahwa sayalah orangnya. Ini kebenaran yang begitu kabur. Tertutupi penyangkalan dan ketidaktahuan. Entah di lubuk hati sedalam apa atau di otak bagian mana ia bersarang. Yang jelas ia ada. Sangat sulit dikenali apalagi diakui.
Seringkali manusia terjebak di antara masa lalu dan masa depan yang sangat sulit untuk dipisahkan. Pernah gagal sehingga takut untuk mencoba lagi. Meyakini tidak memiliki kapasitas untuk mewujudkan masa depan yang diharapkan. Tidak punya pengalaman. Tidak ada keberanian. Takut akan tantangan. Takut dengan ketidakpastian. Kemudian memilih terjebak di zona nyaman. Merasa baik-baik saja walau tidak bahagia. Padahal mau tapi merasa tidak mampu.
Tahukah kamu emosi apa yang lebih kuat dari sekadar keinginan itu?
Sebelum saya menjawab, bayangkan tentang seseorang yang ingin sekali memiliki seekor anjing. Tetapi itu tak pernah terjadi karena ia merasa terlalu sibuk dan tak punya waktu untuk mengurusi anjingnya. Suatu hari terjadi perampokan di lingkungan tempat tinggalnya. Ini terjadi berulang kali dan bahkan telah memakan korban. Ia yang tinggal sendirian menjadi sangat cemas. Masalah keselamatan bukan main-main. Alasan apapun tidak akan pernah menjadi hambatan. Tanpa pikir panjang ia memutuskan untuk memelihara seekor anjing penjaga untuk membuatnya merasa aman.
Dorongan yang lebih kuat dari keinginan adalah ketakutan. Takut akan bahaya. Takut dengan apa yang akan terjadi jika tidak dilakukan. Keinginan memberimu dorongan, tetapi kamu punya pilihan untuk tidak melakukannya. Sementara ketakutan akan memaksamu. Suka tidak suka, kamu merasa butuh untuk melakukannya.
Jadi jika selama ini keinginmu tidak cukup kuat untuk membantumu, cobalah pendekatan dengan metode lain, yaitu metode ketakutan. Pikirkanlah tentang ketakutan apa yang akan terjadi jika kamu tidak melakukan apa yang ingin kamu lakukan.
Metode ini bukan sekadar teori buta semata melainkan sudah saya aplikasikan sendiri ke diri saya dan berhasil. Dari dulu saya sangat ingin olahraga agar memiliki tubuh yang sehat dan bugar. Saya juga sudah membaca berbagai macam manfaat luar biasa dari olahraga. Tapi jarang saya lakukan walaupun saya sering sekali sakit-sakitan. Suatu saat pada akhirnya berat badan saya bertambah dan perut saya mulai membuncit. Saat itulah saya putuskan untuk rutin berolahraga minimal 1 kali dalam 2 atau 3 hari. Sekarang saya berolahraga bukan lagi karena ingin sehat melainkan karena takut gendut.
Jadi kira-kira ketakutan apa yang akan terjadi jika kamu tidak melakukan hal yang ingin kamu lakukan?
0 komentar